BincangRiau.com-Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Azhar, Ustadz Abdul Somad (UAS), menegaskan, inti ajaran Islam adalah tauhid. Tauhid berasal dari kata Wahhada, Yuwahhidu, Tawhiidan yang berarti menyatukan atau mengesakan.
Tauhid berarti mengesakan Allah. Hanya menyembah kepada-Nya. Ajaran tersebut untuk melawan tabiat manusia yang selalu ingin memberikan kuasa kepada selain Allah. Ini pula yang menjadi salah satu keutamaan Islam, karena berani mengatakan tidak untuk penyembahan kepada makhluk
Nabi Muhammad SAW pun diutus untuk memurnikan tauhid yang sudah rusak kala itu. Masyarakat Arab kala itu mengakui adanya Allah. Mereka yakin bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi beserta seluruh isinya. Hanya saja, mereka menyembah berhala sebagai sesembahan yang dianggap bisa mendatangkan manfaat dan menolak mudharat.
“Orang Quraisy cerdas secara ekonomi dan intelektual, tapi dungu, bodoh, jahil secara spiritual karena masih mempertuhankan selain Allah. maka Islam datang untuk mengesakan Allah,” ungkap UAS.
Di sisi lain, Al-Qur’an sudah menegaskan setiap manusia lahir dalam keadaan fitrah seperti yang termaktub dalam Surah Ar-Rum ayat 30. Abu Hurairah menafsirkan kata ‘fitrah’ adalah Islam. setiap manusia sudah mengikat perjanjian dengan Allah sebelum lahir ke dunia.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah. Orangtuanya yang akan membuat dia Yahudi, Nasrani, dan Majusi.” (HR Muslim).
Anak yang lahir dari rahim seorang Muslimah, maka besar kemungkinan untuk tumbuh menjadi seorang muslim. Namun, saat lahir dari rahim seorang wanita nonmuslim, maka anak itu sudah diberi akal untuk mencari Islam.
“Mikir. Jadi, dosanya dosa tidak mikir. Allah tidak mengazab seorang manusia sebelum orang itu berakal. Makanya orang gila, orang tidur, bayi belum aqil baligh, pena diangkat tidak mencatat amalnya,” tutur UAS.(red).